Kudu Mikir Berkali-kali
Kudu Mikir Berkali-kali
Ya, sepertinya memang kudu mikir berkali-kali, kita yang sudah jadi Pekerja Migran Indonesia kalau ingin pulang ke Indonesia seterusnya. Terutama teman-teman yang sudah mendapat pekerjaan bagus dengan penghasilan tinggi dan pemberi kerja (majikan) baik.
Sebuah Pilihan
Pergi jadi PMI ke negeri orang, tetap harus kita pandang sebagai anugerah luar biasa. Biar kita tetap bahagia di perantauan. Tentu saja, di sisi lain perlu pengorbanan tidak sedikit yang kadang menyedihkan untuk mendapatkan hasil memuaskan dari perjuangan yang sepadan ini. Kita jauh dari keluarga dan orang-orang yang kita sayangi, serta tidak bisa berbuat sekehendak sendiri karena terikat kontrak kerja.
Bayangkan, bagi yang kurang beruntung tidak bisa menjadi PMI seperti kita, pekerjaan layak seperti apa yang bisa mereka dapatkan? Berapa gaji paling tinggi yang bisa mereka peroleh dari bekerja di dalam negeri? Terlebih jika latar belakang pendidikan tidak memadai karena segala keterbatasan. Mereka yang berpendidikan tinggi saja harus berebut pekerjaan karena masih kurangnya lapangan kerja yang tersedia. Belum lagi gelombang PHK besar-besaran yang terjadi belum lama ini, terutama dari sektor garmen. Sepertinya ekonomi Indonesia bukan mengalami kemajuan, malah sebaliknya mengalami kemunduran.
Made In Dalam Negeri
Sedangkan jumlah penduduk Indonesia di tahun 2024 ini sudah mengalami lonjakan cepat sampai jumlah 283.824.182 juta jiwa per Agustus ini. Negara kita ada di urutan ke-4 jumlah penduduk terbanyak dari semua negara berdasarkan data dari Worldometers dengan kepadatan penduduk 156 orang per km2. Indonesia akan mengalami bonus demografi jika bisa memberdayakan rakyatnya. Atau sebaliknya akan menjadi atau ledakan penduduk yang merugikan jika negara tidak bisa mengelola rakyatnya. https://www.worldometers.info/world-population/indonesia-population/
India di urutan pertama dengan 1.452.881.693 jiwa, Cina di urutan kedua dengan 1.418.833.582 jiwa, dan ketiga Amerika Serikat dengan 345. 705.303. Sedangkan angka kelahiran terus bertambah setiap sekian detik. https://www.worldometers.info/world-population/#google_vignette
Kudu Mikir Berkali-kali
Nah, kita yang sudah berjerih payah selama ini. Jika memang kita ingin pulang seterusnya, tentu perlu banyak hal kita pertimbangkan. Sudah berapa lama kita merantau? Berapa banyak uang hasil kerja yang bisa kita kumpulkan, setelah dikurangi semua biaya baik untuk sendiri, keluarga dan lainnya?
Setelah pulang, apa yang mau kita lakukan? Jika mau bekerja di kampung halaman, kualifikasi apa yang kita miliki? Apakah kita sanggup bersaing dengan pencari kerja lain yang tentunya memiliki relasi lebih kuat dari kita karena kita telah lama meninggalkan tanah air?
Berapa modal dan keahlian yang kita punya kalau ingin memulai usaha sendiri? Berapa lama kita sanggup bertahan sampai mampu mengembangkan usaha yang memberi kita jaminan penghasilan memadai? Dan seterusnya demikian banyak kita perlu membuat pertanyaan dan menyiapkan jawaban.
Sekalipun kita berhasil mengumpulkan dan membawa banyak uang saat pulang ke Indonesia. Tentu kita perlu berhitung, berapa lama banyaknya uang tersebut bisa bertahan memenuhi kebutuhan kita?
Sekedar Perbandingan
Selama bekerja di perantauan sebagai PMI, kita terbiasa mendapatkan gaji yang lumayan tinggi, setidaknya dua, bahkan tiga kali lipat dari UMR di Indonesia. Kita tidak perlu memikirkan tempat kita tinggal dan fasilitas makan, serta tersedia hari libur yang pasti. Kontrak kerja cukup menjadi pelindung berkekuatan hukum pasti. PMI menjadi pahlawan devisa pula bagi bangsa dan negara Indonesia.
Bagi yang pandai berhemat, penghasilan itu sudah bisa lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga, bahkan lebih dari cukup juga untuk membeli berbagai barang kebutuhan hingga bisa memiliki sebuah rumah tinggal, bahkan kendaraan roda empat. Bagi yang tidak pandai berhemat, tentu wassalam saja.
Tulisan ini hanya bersifat opini tanpa maksud menakuti atau melarang PMI yang memang ingin pulang ke kampung halaman selamanya. Opini ini tidak menyertakan jawaban karena memang tidak bermaksud mendikte pembaca sekalian. Harapannya, kita bisa merenungkan lebih matang agar kita lebih siap saat kembali ke tanah air.
Caiyo, semangat semua ya..
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.